Lidah Buaya
Nama spesies : Aloe vera Burm. F.
Nama lokal : Cucuk baya, Ilat baya (Jawa), Latah buaya (Sunda), Lidah buaya (Melayu)
Deskripsi
Lidah buaya merupakan tanaman dengan habitus sukulen atau yang menyimpan banyak cadangan air pada bagian tubuhnya. Tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan perennial, yakni tumbuhan yang mempu hidup lebih dari dua tahun. Tinggi lidah buaya berkisar antara 60-100 cm. Akar dari lidah buaya berbentuk serabut dengan panjang 50-100 cm dan terdapat di sekitar permukaan tanah. Akar tersebut berwarna kuning kecoklatan. Posisi akar yang terdapat di sekitar permukaan tanah sangat menguntungkan tanaman gurun ini pada musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan akar mampu menyerap embun-embun meskipun lingkungan memiliki air yang terbatas. Batang lidah buaya berukuran pendek, tidak berkayu, dan tertutup oleh daun. Sebagian batang tertimbun dalam tanah. Tunas anakan dari lidah buaya akan muncul melalui batang tersebut. Daun lidah buaya berbentuk triangular yang runcing pada bagian ujungnya. Daun berdaging tebal dan tidak memiliki tulang daun. Warna dari daun lidah buaya adalah hijau. Daging daun lidah buaya berwarna transparan dengan teksur menyerupai gel. Daging tersebut juga memiliki lendir. Panjang daun dapat mencapai 50-75cm dengan berat 0,5-1 kg. Daun ini berfungsi sebagai tempat cadangan air dan makanan sehingga lidah buaya dapat tahan dengan kekeringan. Tepi daun dari lidah buaya memiliki bentuk yang bergerigi. Bunga lidah buaya memiliki warna kuning kemerahan. Bunga tersebut berbentuk pipa kecil dan keluar dari ketiak daun. Bunga tersebut tersusun menyerupai tandan yang mengacung ke atas dengan panjang 1 meter (Sudarto, 1997).
(Dokumentasi Pribadi) Gambar 1. a) lidah buaya, b) akar lidah buaya, c) batang lidah buaya, d) daun lidah buaya, e) tepi daun lidah buaya, f) daging daun lidah buaya |
Sesuai dengan ciri daunnya yang berdaging, habitat asli dari lidah buaya adalah daerah yang kering seperti padang pasir. Kondisi lingkungan yang disukai oleh lidah buaya adalah tempat dengan hawa panas (Wahyuni dkk, 2016). Meskipun demikian, lidah buaya dapat tumbuh pada berbagai ikim, baik di dataran tinggi ataupun dataran rendah. Pada dataran tinggi, lidah buaya dapat menghasilkan bunga. Suhu yang baik untuk pertumbuhan lidah buaya adalah sekitar 28oC-32oC. Tanaman ini juga biasa hidup di pot atau pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Kondisi lingkungan yang terlalu basah hingga menggenang dapat menyebabkan pembusukan pada daunnya (Sudarto, 1997). Negara asal lidah buaya adalah Benua Afrika, Semenanjung Arab bagian barat daya hingga mediterania. Di Afrika lidah buaya memiliki catatan sejak 1750 SM pada buku Egyptian Book of Remedies. Gambar lidah buaya tertua yang berwarna juga ditemukan di Turki pada tahun 1552 SM. Lidah buaya juga telah dikenal sebagai komoditas dari Yunani pada abad ke-4 SM. Bukti-bukti tersebutlah yang menunjang asal distribusi dari lidah buaya. Saat ini lidah buaya telah terdistribusi hampir di seuruh dunia (Furnawanthi, 2007).
Kegunaan/Peran
Lidah buaya merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai antijamur, antiinflamasi, antibakteri, dan dapat berperan dalam regenerasi sel. Dalam dunia farmasi, berbagai produk diciptakan berbahan lidah buaya. Hal tersebut dikarenakan lidah buaya mampu menurunkan adar gula darah, menstabilkan tekanan darah, menstimulasi imun terhadap serangan kanker, serta digunakan sebagai tambahan nutrisi bagi penderita HIV. Bunga dari lidah buaya dapat meringankan memar. Akarnya pun memiliki manfaat dalam penyemuhan cacingan dan sembelit. Lidah buaya juga bermanfaat dalam perawatan luka bakar, mengatur keasaman lambung, dan obat sinus. Saat ini lidah buaya banyak dikembangkan pula dalam industri kosmetik sebagai pelembab bibir, rambut, dan perawatan kulit (Furnawanthi, 2007).
Klasifikasi (Wahyuni dkk, 2016)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Xanthorrhoeaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera Burm.F.
Referensi
Furnawanthi, S.P. 2007. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Agromedia Pustaka. Tangerang
Melliawati, R. 2018. Potensi Tanaman Lidah Buaya (Aloe Pubescens) dan Keunikan Kapang Endofit yang Berasal dari Jaringannya, Jurnal Biotrend. Vol. 9 (1). 1-6
Sudarto, Y. 1997. Lidah Buaya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Wahyuni, D.K., Wiwied E., Joko R.W., Hery P. 2016. Toga Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya
Mantap kakak 😍 bermanfaat sekali ilmunya
ReplyDelete